Sifat Fisik dari
Tanah
Untuk mengetahui tingkat
kesuburan suatu tanah dapat dilihat dari berbagai aspek. Dalam hal ini, aspek
yang dibahas adalah aspek yang dapat dilihat secara langsung atau sifat fisik dari suatu tanah. Seperti
melalui warna tanah, tekstur tanah, struktur tanah dan lain lain.
A. WARNA
Mineral-mineral
yang terdapat dalam jumlah tertentu dalam tanah kebanyakan berwarna agak terang
(light). Sebagai akibatnya, tanah-tanah itu berwarna agak kelabu terang, jika
terdiri dari mineral-mineral serupa itu yang sedikit mengalami perubahan
kimiawi.
Warna gelap
pada tanah umumnya disebabkan oleh kandungan tinggi dari bahan organik yang
terdekomposisi, jadi, dengan cara praktis persentase bahan organik di dalam
tanah diestimasi berdasarkan warnanya. Bahan organik di dalam tanah akan
mengahsilkan warna kelabu gelap, coklat gelap, kecuali terdapat pengaruh
mineral seperti besi oksida ataupun akumulasi garam-garam sehingga sering
terjadi modifikasi dari warna-warna di atas.
B. TEKSTUR
Tekstur tanah
sangat berpengaruh terhadap kemampuan daya serap air, ketersediaan air di
dalama tanah, besar aerasi, infiltrasi dan laju pergerakan air (perkolasi).
Dengan demikian maka secara tidak langsung tekstur tanah juga dapat
mempengaruhi perkembangan perakaran dan pertumbuhan tanaman serta efisien dalam
pemupukan. Tekstur dapat ditentukan dengan metode, yaitu dengan metode pipet
dan metode hydrometer, kedua metode tersebut ditentukan berdasarkan perbedaan
kecepatan air partikel di dalam air (Hakim et al, 1986).
C. STRUKTUR
Struktur
tanah digunakan untuk menunjukkan ukuran partikel-partikel tanah seperti pasir
, debu dan liat yang membentuk agregat satu dengan yang lainnya yang dibatasi
oleh bidang belah alami yang lemah. Agregat yang terbentuk secara alami disebut
dengan ped. Struktur yang daapat memodifikasi pengaruh terkstur dalam
hubungannya dengan kelembaban porositas, tersedia unsur hara, kegiatan jasad
hidup dan pengaruh permukaan akar.
D. KADAR AIR
Kadar dan
ketersediaan air tanah sebenarnya pada setiap koefisien umum bervariasi
terutama tergantung pada tekstur tanah, kadar bahan organik tanah, senyawa
kimiawi dan kedalaman solum/lapisan tanah. Di samping itu, faktor iklim dan
tanaman juga menentukan kadar dan ketersediaan air tanah. Faktor iklim juga
berpengaruh meliputi curah hujan, temperatur dan kecepatan yang pada prinsipnya
terkait dengan suplai air dan evapotranirasi. Faktor tanaman yang berpengaruh
meliputi bentuk dan kedalaman perakaran, toleransi terhadap kekeringan serta
tingkat dan stadia pertumbuhan, yang pada prinsipnya terkait dengan kebutuhan
air tanaman (Hanafiah, 2005).
E. BULK DENSITY (KERAPATAN ISI)
Menurut
Hardjowigeno (1987), bulk density dapat digunakan untuk menghitung ruang pori
total dengan dasar bahwa kerapatan zarah tanah adalah 2,65 g/cc. Metode
penentuan bulk density yang paling sering digunakan adalah dengan ring sampel
atau metode clod gumpalan tanah yang dicelupkan ke dalam cairan plastik yang
kemudian ditimbang dan di dalam air untuk mengetahui berat dan volume dari clod
gumpalan isi.
F. RUANG PORI TOTAL
Tanah dengan
tekstur halus mempunyai kisaran ukuran dan bentuk partikelnya yang luas. Hal
ini telah ditekankan bahwa tanah permukaan yang berpasir mempunyai porositras
kecil daripada tanah liat. Berarti bahwa tanah pasir mempunyai volume yang
lebih sedikit ditempati oleh ruang pori. Ruang pori total pada tanah pasir
mungkin rendah tetapi mempunyai proporsi yang besar yang disusun daripada
komposisi pori-pori yang besar yang sangat efisien dalam pergerakan udara dan
airnya. Persentase volume yang dapat terisi oleh pori-pori kecil pada tanah
pasir rendah yang menyebabkan kapasitas menahan airnya rendah. Sebaliknya
tanah-tanah permukaan dengan tekstur halus memiliki ruang pori total lebih
banyak dan proporsinya relatif besar yang disusun oleh pori kecil. Akibatnya
adalah atanah mempunyai kapasitas menahan air yang tinggi.
G. INFILTRASI
Infiltrasi dari segi hidrologi
penting, karena hal ini menandai peralihan dari air permukaan yang bergerak
cepat ke air tanah yang bergerak lambat dan air tanah. Kapasitas infiltrasi
suatu tanah dipengaruhi oleh sifat-sifat fisiknya dan derajat kemampatannya,
kandungan air dan permebilitas lapisan bawah permukaan, nisbi air, dan iklim
mikro tanah. Air yang berinfiltrasi pada sutu tanah hutan karena pengaruh
gravitasi dan daya tarik kapiler atau disebabkan juga oleh tekanan dari pukulan
air hujan pada permukaan tanah.
H. PERMEABILITAS
Permeabilitas
tanah menunjukkan kemampuan tanah dalam meloloskan air. Struktur dan tekstur
serta unsur organik lainnya ikut ambil bagian dalam menaikkan laju
permeabilitas tanah. Tanah dengan permeabilitas tinggi menaikkan laju
infiltrasi dan dengan demikian, menurunkan laju air larian.Koefisien
permeabilitas terutama tergantung pada ukuran rata-rata pori yang dipengaruhi
oleh distribusi ukuran partikel, bentuk partikel dan struktur tanah. Secara
garis besar, makin kecil ukuran partikel, makin kecil pula ukuran pori dan
makin rendah koefisien permeabilitasnya.
I. STABILITAS AGREGAT
Kemantapan agregat adalah ketahanan
rata-rata agregat tanah melawan pendispersi oleh benturan tetes air hujan atau
penggenangan air. Kemantapan tergantung padaketahanan jonjot tanah melawan daya
dispersi air dan kekuatan sementasi atau pengikatan, Faktor-faktor yang
berpengaruh dalam kemantapan agregat antara lain bahan-bahan penyemen agregat
tanah, bentuk dan ukuran agregat, serta tingkat agregasi Stabilitas agregat
yang terbentuk tergantung pada keutuhan tanag permukaan agregat pada saat
rehidrasi dan kekuatan ikatan antarkoloid-partikel di dalam agregat pada saat
basah. Pentingnya peran lendir (gum) microbial sebagai agen pengikat adalah
menjamin kelangsungan aktivitas mikroba dalam proses pembentukan ped dan
agregasi.