Untuk mengembangkan sektor industri tentu saja harus diikuti
dengan dibangunnya pusat-pusat pembangkit baru untuk menyediakan sumber energi
listrik yang diperlukan oleh industri-industri tersebut. Pembangkit listrik
yang dapat dikembangkan, salah satunya adalah Pembangkit listrik tenaga thermal
untuk dikembangkan karena melimpahnya deposit batubara yang ada di Indonesia
ataupun bahan bakar lainnya.
Disain suatu pembangkit tenaga uap memerlukan pengalaman yang
luas sebagai berikut operasi dan pemeliharaan sangat
dipengaruhi oleh disain. Disain yang sangat effisien terdiri dari ukuran
komponen yang tepat, didisain untuk operasi aman dan menyenangkan disertai
dengan alat bantu dan kontrolnya. Suatu pembangkit yang kompak dan dan tersusun
dengan baik dapat menjadi sangat efisien dan pada waktu yang sama. Sebagai
sumber dari kebanggaan dan kesenagan. Sedangkan pembangkit dengan tata letak yang jelek kurang
tersedia konrol dan keamanan dapat dibuktikan akan hilangnya supply ke
pelanggan.
Disain yang memuaskan terdiri dari
langkah-langkah berikut ini :
(a)
Pemilihan lokasi
(b)
Kapasitas pembangkit
(c)
Pemilihan boiler dan
alat bantunya
(d)
Pemilihan turbin
(e)
Pemilihan sistem
kondensor
(f)
Disain sistem pendingin
(g)
Pemilihan generator listrik
(h)
Disain kontrol dan instrumentasi
Diskusi secara rinci masing masing judul diatas adalah diluar
kajian buku ini, akan tetapi ringkasan dan point-point yang terkait akan
dibahas disini.
2. Diagram Satu
Garis Pembangkit Tenaga Thermal
Pembangkit Tenaga Thermal menggunakan turbin uap
untuk menggerakkan alternator. Uap diperoleh dari boiler bertekanan tinggi .
Bahan bakar di bakar pada boiler dapat berupa bahan bakar padat, cair maupun
gas. Bahan bakar padat yang dapat digunakan untuk boiler adalah batubara
bituminous, batubara coklat dan gambut. Pada umumnya batubara bituminous yang
digunakan memiliki kandungan uap air 8-33% dan abu 5- 16 % .untuk meningkatkan
efisiensi boiler batubara yang digunakan sebagai bahan bakar berbentuk powder.
Bahan bakar cair dapat berupa bahan bakar minyak, minyak mentah,
minyak diesel dan minyak parafin. Dari
bahan bakar ini pada umumnya bahan bakar
minyak yang digunakan untuk menyalakan boiler atau menggunakan bahan
bakar cair lainya yang berkualitas baikdan digunakan untuk mesin pembakaran
dalam.
Gambar 2 menunjukkan diagam
garis dari suatu pembangkit tenaga thermal. Skema pembangkitan dibagi dalam dua
fase yaitu : (I) Pembentukan uap didalam rumah boiler, (ii) Pembangkitan Energi listrik pada ruang
generator.
Di dalam rumah boiler bahan bakar di bakar
dan air dirubah menjadi uap dengan tekanan tinggi yang lebih
lanjut suhunya akan dinaikkan di pemanas
tingkat lanjut (superheater). Uap hasil pemanasan lanjut akan dilewatkan ke
turbin untuk memutar sudu-sudu turbin sehingga
mengubah energi panas menjadi energi mekanis. Tekanan uap berkurang dan
volumenya bertambah setelah memberikan energi ke poros turbin, setelah keluar
dari sudu-sudu turbin uap masuk ke dalam kondensor. Di dalam kondensor, air
dingin bersirkulasi dengan bantuan pompa akan mengembunkan uap basah bertekanan
rendah. Air hasil kondensasi ini akan dialirkan ke pemanas air bertekanan
rendah dimana uap bertekanan rendah digunakan untuk menaikkan temperatur air
pengisi. Kemudian dipanaskan lagi di pemanas bertekanan tinggi dimana uap
bertekanan tinggi digunakan sebagai pemanas. Metode pengambilan uap dari turbin
untuk pemanasan pemanasan air pengisi disebut “bleeding” turbin yang akan
meningkatkan efisiensi keseluruhan dari
boiler. Air dingin yang digunakan dalam
kondensor menjadi terlalu panas ketika keluar dari kondensor: untuk penggunaan
lebih baik air tersebut didingin dengan menggunakan menara pendingin. Turbin
dalam ruang pembangkit berfungsi sebagai penggerak mula (prime mover) dari
Alternator yang akan membangkitkan tenaga listrik. Alternator dihubungkan
melalui “Circuit Breaker” ke busbar.
Efisiensi
secara keseluruhan dari pembangkit tenaga thermal berkisar antara Untuk file secara lengkap dapat di download melalui Link dibawah ini :